Lampu Senthir Yang Ramah Lingkungan

Lampu Teplok/Senthir




Senthir atau lampu teplok / lampu semprong / lampu corong merupakan lampu atau alat bantu penerangan kuno berbahan bakar minyak tanah yang menggunakan semprong (tabung kaca) sebagai penutup yang berfungsi untuk menjaga agar nyala lampu yang ditempelkan di dinding rumah, gudang, gedung, atau diletakkan diatas meja dan tempat-tempat tertentu dapat bertahan sepanjang malam dari terpaan angin ataupun hujan.

Yang dibuat secara khusus dengan desain yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.

Penggunaan lampu minyak dimulai sejak ribuan tahun lalu dan berlanjut sampai sekarang, meskipun tidak secara meluas digunakan.

Mengingat perubahan peradaban modern yang tentunya membuat perhitungan yang dianggap lebih efisien dengan adanya perkembangan dan kemajuan tekhnologi dibidang penerangan / lampu penghasil cahaya modern dengan menggunakan sumber tenaga listrik.

Minyak tanah / minyak gas / karosen adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar.

Diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275 °C (rantai karbon dari C12 sampai C15).

Pada suatu waktu dimasa peradaban Jawa kuno, penggunaan lampu senthir berbahan bakar minyak tanah telah umum dan banyak digunakan serta menjadi satu-satunya sumber cahaya yang digunakan sebagai alat bantu penerangan bagi masyarakat luas di Jawa saat itu hingga ribuan tahun lamanya, sehingga timbul karakteristik pada masyarakat Jawa modern saat ini yang sulit meninggalkan keberadaan lampu Senthir atau lampu minyak tanah tersebut sebagai bagian dari ciri khas dari masyarakat Jawa itu sendiri.

Dimana pada umumnya kurang begitu menyukai suasana hingar bingar keramaian, dan memiliki kecenderungan lebih menikmati nuansa cahaya lampu redup saat malam hari, dengan disertai duduk secara berkelompok ataupun pada acara-acara keluarga yang menyakralkan suasana malam agar sehening mungkin / sikap wening. Berbicara atau bercakap-cakap secara santai dengan suara pelan / lirih.

Pada masyarakat luas di Indonesia, minyak tanah digunakan untuk mengusir koloni serangga sosial, seperti semut, atau mengusir kecoa. Selain itu, beberapa pembasmi serangga bermerek juga menggunakan minyak tanah sebagai komponennya.

Saat ini minyak tanah lebih difungsikan sebagai bahan bakar jet / avtur yang berasal dari minyak bumi.

Karena minyak bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak bumi bisa ada secara natural.

Minyak bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak industri, dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia di zaman industrialisasi ini, sehingga minyak bumi, menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan di banyak negara.

Minyak bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting.

Minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Sha


Oleh Berbagai Sumber

Photo Taken By; Kristupa Saragih/Fotografer Net Indonesia

 


Comments