Sha Mantha |
Propaganda media sosial
yang beberapa tahun belakangan terjadi di Indonesia yang mengacu pada
peran adu domba politik rupa-rupanyapun tengah sama-sama dihadapi pula oleh
negara adigdaya Amerika Serikat.
Saat ini penanggulangan masalah tersebut tengah dihadapi dengan cara sangat
serius utamanya di Indonesia yang dengan tegas akan menindak lanjuti masalah
tersebut dengan ancaman akan memblokir facebook di Indonesia. Yang disampaikan
secara terbuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang didampingi
oleh wakilnya Yusuf Kalla beberapa hari belakangan ini. Dan tengah ramai
menjadi bahan perbincangan di seluruh media elektronik maupun cetak di
Indonesia. Juga masyarakat luas di Indonesia saat ini.
Sementara Amerika memberlakukan cara yang berbeda
didalam penganggulangan masalah yang tengah dihadapinya secara dewasa. Dengan
menegur secara langsung melalui Senat dan disertai permintaan maaf oleh Mark Elliot Zuckerberg yang merupakan seorang pemrogram
komputer dan pengusaha Internet. Ia dikenal karena menciptakan situs jejaring
sosial Facebook bersama temannya
Hal ini sangat kuat beralasan,utamanya di Indonesia, mengingat banyaknya
ketimpangan informasi yang kerap kali disalah pergunakan untuk
kepentingan-kepentingan suatu kelompok tertentu.
Dan cenderung melibatkan kepentingan dan kesejahteraan kelompok tertentu saja.
Yang tentunya sangat merugikan banyak pihak utamanya masyarakat luas di
Indonesia. Yang sebagian besar merupakan pengguna aktif media sosial Facebook.
Masalah sosial ini apabila dibiarkan saja tanpa diberi solusi, sudah tentu
dapat menyebabkan dampak yang sangat negatif di masa mendatang.
Masalah sosial yang dihadapi masyarakat tertentu tentu saja berbeda-beda.
Negara yang berbeda memiliki masalah sosial yang berbeda pula.
Kebudayaan dan pola pikir masyarakat yang maju dan kebudayaan dan pola pikir
masyarakat berkembang juga menyebabkan masalah sosialnya masing-masing.
Hal inilah yang membedakan sikap penanggulangan dari masalah sosial yang tengah
di hadapi Indonesia saat ini.
Perubahan yang terencana sering menimbulkan kritik tajam bila tidak menemukan
apa yang diharapkan atau justru dikhawatirkan akan makin memperkeruh timbulnya
masalah sosial akibat tidak sesuainya harapan dan kenyataan.
Menurut paham hedonisme, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan
dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan.
Sebagaimana umumnya, orang senantiasa menghindari masalah, karena masalah
selalu tidak menyenangkan.
Fromm (1994) menyatakan bahwa jika suatu masyarakat ingin berfungsi secara
efisien, mereka harus memiliki sifat yang membuat mereka ingin berbuat sesuai
dengan apa yang harus mereka lakukan sebagai anggota masyarakat.
Dengan membuat sebuah keputusan yaitu mereka harus menghentikan kegiatan mereka
secara obyektif.
Lalu apa dampak yang akan terjadi dengan tekanan sosial yang dilakukan ?
Ketika seseorang mengalami tekanan, keinginan untuk segera keluar dari sebuah
masalah tentunya akan ditempuh sebagai upaya mendapatkan hak dan kenyamanan
hidupnya kembali.
Yang merupakan sebuah proses yang berkesinambungan dan sebagian besar
berlangsung tanpa disadari.
Semisal contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari, saat seseorang memilih
menjadi seorang petani kecil, dan kemudian hanya berpandangan tentang partai
politik yang baik, namun kemudian mengubah pandangannya menjadi berbeda ketika
dirinya mengalami tekanan dari partai tersebut, maka secara alami, Ia akan
memiliki haluan yang berbeda dengan pandangannya yang sebelumnya.
Hal ini akan berlaku sama, saat dalam keadaan dilakukannya penekanan pada
masalah sosial, melalui perubahan paradigma terhadap masalah tersebut.
Karena tidak semua masalah sosial yang tengah terjadi dan bersolusi yang
dibentuk sebagai keputusan sepihak, mampu menjembatani pikiran dari setiap
individual yang berbeda-beda pemikiran dan pahaman yang dimilikinya.
Serta hanya dapat diselesaikan oleh individual itu sendiri tanpa memerlukan
peran pemecahan secara sosial atau keputusan secara bersama-sama. Sha
Oleh Berbagai Sumber
Photo Taken By; Agung
Lawerrisa
Comments
Post a Comment