Sha Mantha |
Pesonanya yang mendunia membuat banyak mata takjub melihat keindahan alam nan elok, melekat kuat sebagai ciri khasnya.
Tebing-tebing batu curam nan hijau , lautan pasir yang terkurung gunung serta bukit, laksana danau yang hendak terbentuk oleh proses alam namun urung terjadi.
Aroma belerang menebar
ke penjuru lingkup pemukiman penduduk disekeliling bromo bak aroma dupa yang
terbakar abadi dan tak pernah padam oleh waktu.
Alam berdesir mengalun doa demi doa mengucap syukur akan keabadian hakiki yang muncul sebagai pesona luar biasa dan tertancap kuat membentuk kehidupan seperti roda yang tak berhenti memutar memberikan nafas kehidupan bagi sekelilingnya.
Kawasan penduduk sekitar gunung Bromo merupakan salah satu ciri asli dari suku Jawa yang masih tersisa dan biasa disebut dengan nama suku tengger, yang memeluk agama Hindu.
Menjelang akhir abad ke-15,ekspansi Kerajaan Islam Demak di Jawa Tengah, memukul mundur seluruh keluarga keturunan terakhir raja Brawijaya VI penguasa kerajaan Majapahit ( Hindu ).
Seiring dengan kemunduran kekuasaan Majapahit tersebut, secara praktis beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Menyebar dibeberapa wilayah di pulau Jawa.
Dalam tradisi Jawa ada
sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi "sirna ilang kretaning
bumi."
Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit 0041, yaitu tahun 1400 Saka,
atau 1478 Masehi.
Arti sengkala ini adalah
“sirna hilanglah kemakmuran bumi” atau Gugurnya Bhre Kertabumi, raja Majapahit
ke-11 yang bergelar (Raja Brawijaya ke-V).
Bhre Kertabumi, gugur dibunuh oleh Girindrawardhana, yang memanfaatkan
ketidakpuasan umat Hindu dan Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi yang
telah mempersatukan kembali kerajaan Majapahit menjadi satu kerajaan. Yang
semula menjadikan
Hindu-Buddha hidup damai secara berdampingan.
Dan sempat mengalami kekosongan kepemimpinan selama kurun waktu 3 tahun sehingga timbullah perang perebutan takhta dan melemahnya kekuasaan kerajaan Majapahit di wilayah Nusantara.
Girindrawardhana Kemudian menjadi raja Majapahit ke- 12 bergelar (Brawijaya VI) yang kemudian memerintah pada tahun 1474-1498.
Akibat perang perbedaan
pandangan tersebut, keturunan dari Bhre Kertabumi Raja Brawijaya ke-V, kemudian
mendirikan kerajaan Islam di Demak Jawa Tengah.
Dan melalukan perluasan wilayah kekuasaannya di Jawa Timur.
Memaksa seluruh keturunan ( Putra dan Putri ) Raja Brawijaya VI, memilih menyelamatkan diri ke wilayah Bromo. Dengan tetap menjadikan Hindu sebagai adat dan adab mereka.
Sejak kepemimpinan Wikramawardha, yaitu Raja Kerajaan Majapahit ke - 5, pada abad ke- 14 yaitu tahun 1389-1429 ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, telah tiba di Jawa beberapa kali yaitu tahun 1405- 1433.
Sedangkan pada tahun 1430, ekspedisi Cheng Ho tersebut, kemudian menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel sehingga Islam mulai memiliki pijakan dan ( penyebarannya ) di pantai utara Jawa.
Letak-letak alam yang ada diseputaran taman nasional gunung Bromo tersebut semisal gunung Bromo, kawah, dan lautan pasir disisi kanan juga kiri berupa tebing dan bukit-bukit di percayai oleh suku asli Jawa ( suku tengger ) sebagai nama dari putra dan putri raja terakhir kerajaan majapahit yang berhasil mengungsi dan menolak untuk mengubah iman serta keyakinan mereka saat Islam dengan cepat mengubah semua pandangan hampir seluruh masyarakat di pulau Jawa.
Hal tersebut ditandai dengan batas-batas berupa prasasti khusus yang sudah ada sejak zaman dulunya kawasan tersebut mulai dihuni.
Selama abad 20 dan abad
21, Gunung Bromo telah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu
yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan
terakhir terjadi pada 2015-sekarang.
Sha Mantha |
Sedangkan letusan kawah bromo pada tahun 1999 silam mengubah wajah kawah yang semula masih memberikan ruang yang cukup luas untuk dapat dinikmati oleh pengunjung dan wisawatan lokal maupun asing.
Menggeser ruang bagi para wisawatan menjadi lebih sempit dan makin berkurang mengingat letak kawah yang juga sangat berbahaya bagi pengunjung untuk dapat leluasa berada disekitar tebing kawah.
Yang semula diprediksi bukan merupakan kawah aktif.
Hujan abu vulkanik yang terjadi selama satu tahun tanpa henti pada tahun tersebut, melumpuhkan kehidupan dan roda ekonomi utamanya disisi pertanian masyarakat tengger saat itu.
Kebiasaan-kebiasaan dan adat-adat Hindu kuno begitu kental terasa dengan ciri khasnya yang damai serta jauh dari hingar bingar modernisasi dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisional dan wajah asli suku Jawa yang masih tersisa.
Ritual-ritual upacara keagamaan berupa pola adat persembahan hasil bumi / hasil pertanian dan peternakan masih terjaga dan terus dilakukan oleh masyarakat sekitar semisal memasukkan kepala kambing kedalam kawah guna menghormati alam leluhur / gaib / dewa yang bertugas melindungi ketentraman masyarakat sekitar setiap tahunnya.
Etika dan estetika bukan hanya ada didunia manusia saja, hal tersebut terwujud diruang kehidupan masyarakat penganut agama Hindu suku Jawa kuno disekitar tengger Jawa Timur.
Dengan meletakkan saji-sajian ditiap batas-batas tempat disekitar area taman nasional gunung bromo sebagai simbol ungkapan hormat kepada sang pemilik rumah yang kian ramai diminati oleh pengunjung juga wisatawan dari belahan dunia.
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung aktif yang berada di provinsi Jawa Timur.
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, merupakan kasta tertinggi dan utama dalam agama Hindu yang diyakini serta dipercayai sebagai dewa ) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama".
Gunung ini memiliki
ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah
kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang,
dan Kabupaten Malang Jawa Timur. Sha
Oleh Berbagai Sumber
Comments
Post a Comment