Indonesia
sangat kaya dengan perbedaan, mulai dari bahasa, agama, suku-suku, adat
istiadat setempat, bahkan didalam menjaga keseharian berbusanapun setiap suku
bangsa di Indonesia memiliki ciri-cirinya tersendiri dimulai dari kain yang
memiliki corak atau motif dengan aneka jenis warna.
Peradaban setiap negara tidak luput dari hadirnya
perkembangan fashion sebagai tolak ukur atas peningkatan modernisasi yang
menjadi gaung akan seberapa tingginya nilai-nilai peradaban di tiap-tiap bangsa
yang ingin menunjukkan ekstistensinya sebagai negara dan bangsa yang paling
beradab.
Sejarah panjang mencatat kesekian banyaknya tradisi pola
berpakaian setiap suku bangsa didunia.
Dan menyederhanakannya secara bertahap sebagai bentuk
kepraktisan didalam etika cara dan pola berbusana sehari-harinya seiring
perubahan era peradaban yang terus maju mengikuti pola pikir dan pola hidup
manusia modern saat ini.
Kaum bangsa barat yang gemar melakukan ekspedisi ke penjuru
bumi mencoba menyetarakan dan mempersatukan perubahan demi perubahan tersebut
serta mengubah jati diri setiap bangsa-bangsa kedalam satu kesetaraan didalam
pola etika berbusana international
( modern ) dengan pemilihan model busana sederhana, dan sesuai
dengan situasi suasana serta kondisi.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Apakah perubahan tersebut
tidak mampu diterima?
Tentu saja tidak akan mampu untuk berkata tidak bukan?
Yang pada kenyataannya hal tersebut diimbangi secara
bijaksana.
Kain tenunan tradisional masih menjadi sumber penghidupan kaum
perempuan luas di Indonesia yang telah turun temurun menjadi bagian hidup
dikalangan Para perempuan daerah di Indonesia yang teguh menjaga kesucian
tradisi tersebut hingga saat ini. Selain Batik dan sarung.
Bukan karena tidak mampu menerima perubahan, lantas bertahan
dalam kesahajaan dan kesederhanaan melainkan rasa akan kesadaran bahwa hanya
para perempuanlah yang mampu menjaga warisan-warisan leluhur tersebut.
Modernisasi tetaplah modernisasi yang menjadikan peradaban
manusia kian maju ditambah pola hidup keagamaan yang menuntun adab-adab setiap
manusia yang berbangsa dan bertanah air Indonesia. Sebagai bagian dari
perubahan peradaban bangsa modern.
Menjadi kian kuat dilengkapi ideologi kebangsaan yang tetap
satu didalam keanekaragaman perbedaan tersebut dengan menjadikan pancasila
sebagai dasar-dasar dan amalan hidup masyarakat luas di Indonesia.
Batik dan kain lurik adalah ciri khas kain traditional di
Indonesia yang sejak ribuan tahun silam menjadi dasar pola serta etika
berbusana kaum pria dan wanita di wilayah nusantara bumi pertiwi Indonesia.
Bahan-bahan yang dibuat murni dari alam dengan penggunaan
warna pakaian yang juga terbuat dari kulit pepohonan,batang-batang dedaunan
yang murni hasil alam Indonesia.
Sehingga menjadikan kain-kain tenun tradisional tersebut
sangat nyaman dikenakan meskipun pada masa lampaunya hanya sekedar dililitkan
menutupi bagian tubuh namun mampu menjaga tubuh dari sengatan sinar matahari,
di segala cuaca bahkan memberikan bentuk tubuh yang ramping dan ideal bagi para
perempuan kuno dimasa itu.
Tingginya kebutuhan akan busana menciptakan banyak tekhnologi
canggih untuk meringankan beban manusia.
Indonesia selalu menerima banyak perubahan demi perubahan
tersebut tanpa penolakan yang cukup berarti mengingat dogma kaum bangsa bangsa
barat yang memberikan stigma pada masyarakat luas di Indonesia hingga saat ini.
Bahwa kiblat dan gaya hidup kebarat-baratanlah yang akan
menjadikan status sosial masyarakat di Indonesia menjadi tinggi serta terhormat.
Ditambah lagi adanya agama yang terus berpolitisi yang
mencoba merusak serta mengubah budaya-budaya adat istiadat setiap suku-suku
bangsa di Indonesia, agar supaya menjadi luntur dan memang sudah terbukti telah
terkikis sepanjang beberapa belas tahun terkahir ini,akibat minimnya upaya
untuk bisa beradaptasi dengan khasanah budaya sekitar.
Sehingga tidak sedikit dari generasi muda di Indonesia yang
mulai tidak mengenali adab-adab, budaya-budaya, serta tradisi-tradisi para
leluhurnya sendiri.
Banyak hal dilakukan untuk menyeimbangkan hidup dan
berakulturasi dengan segala nafas budaya yang sarat akan perbedaan tersebut.
Sebab, pendewasaan setiap kaum perempuan menjadi bagian dari
kedewasaan tiap-tiap bangsa itu sendiri.
Mengingat kecilnya minat dan pengetahuan akan budaya-budaya
lokal itu sendiri yang belum meluas diperkenalkan dikalangan anak-anak, remaja
dan kawula muda di Indonesia yang masih menganggap event ataupun pentas-pentas
kebudayaan sebagai bagian dari prinsip hidup kuno. Serta masih kecil minat
untuk disukai. Sha
Comments
Post a Comment