Menari Dibalik Gambar Yang Bercerita



Adicipta Paundrakarna Production



Pagelaran seni tari Kolosal dalam menyikapi perubahan seolah tiada hentinya diserukan oleh seniman tari di penjuru dunia. 

Meski begitu, tidak semua orang mampu membaca pesan-pesan dari setiap gerakan-gerakan indah nan gemulai yang dibawakan oleh setiap penari yang melakonkannya. 

Selain terpaku pada keindahannya saja, tidak dapat dipungkiri gemulai penari yang dikemas dengan busana-busana anggun, glamour, dan tata cahaya panggung nan gemerlap. 

Tak sedikit membuat seluruh mata yang menyaksikan ragam pentas tarian yang disuguhkan akan hanyut kedalam alunan musik, gerakan-gerakan yang dibawakan oleh penari hingga larut tenggelam dan lupa pada nilai-nilai pesan yang sebenarnya hendak disampaikan.



Adicipta Paundrakarna Production


Seni adalah keindahan yang rumit. 

Yang pada umumnya hanya mampu dilihat oleh sesama pelaku seni itu sendiri. 

Penikmat dan pecinta seni, tidak sedikit yang hanya memanfaatkan ruang berkreasi dalam tiap-tiap kreativitas yang disuguhkan dan sebatas menangkap hasil akan hal-hal yang bersifat visualisasinya saja. 

Adicipta Paundrakarna Production menciptakan ruang berkreasi dalam kehidupan seni budaya di Pagelaran pentas tarian kolosal yang dikemas matang pada malam setuponan Jumenengan ayahandanya, yaitu KGPAA Mangkunegoro IX sembari bernostalgia mengenang kiprahnya didunia layar kaca Indonesia.

 

GPH Paundrakarna JS



Dalam moment tersebut, dirinya mengajak audience untuk turut bersama-sama,bernostalgia mengenang perjalanan kariernya saat masih menjadi actor seni peran televisi nasional sebuah sinetron yang berjudul "Gita Cita SMA". 

GPH Paundrakarna JS yang berperan sebagai Galih, kekasih dari Ratna, sepasang remaja yang diangkat dari cerita film layar lebar Indonesia serta lebih familiar dikenal dengan kisah "Galih dan Ratna".

Telah menjadi jembatan karier dari Co-founder Adicipta Paundrakarna Production ini, yaitu GPH Paundrakarna JS dalam mengibarkan kiprahnya di dunia intertainment Indonesia sejak tahun 1990-an.

Pasang surut dari naik turunnya karier sekaligus profesi, namun bukan sebagai hakekat tersebut, justru telah menjadi jembatan penghubung antara dunia seni, pendidikan serta bisnis usaha yang digelutinya yang kemudian memunculkan kembali sosoknya yang bertalenta ke tengah masyarakat. 

Dalam Pagelaran pentas tarian kolosal yang juga dimeriahkan dengan pentas tarian tradisional yang dibawakan oleh para penari dari Sanggar sekolah tari Surya Sumirat dan digelar setiap 35 hari ini, bertempat di Bangsal Prangwedan Puro Mangkunegaran Solo pada hari sabtu malam tanggal 18/01/2020 pukul 19.00 wib.


Sanggar Tari Suryo Sumirat


Mengambil tema "Fantasi Indonesia" sekaligus menjadi buah karya dari Adicipta Paundrakarna Production yang ke-III yang digagas dan diciptakan sendiri oleh sang Putera Mahkota Puro Mangkunegaran Solo sekaligus cucu dari Sang putera fajar Ir. Soekarno, GPH Paundrakarna Jiwa Sukmanegara.



Adicipta Paundrakarna Production


Dengan pagelaran pentas sendratari bertajuk Bedhaya Sriwijaya sebagai sajian utamanya yang dibawakan oleh 25 orang penari andalan kota Solo Jawa Tengah.



Adicipta Paundrakarna Production


Kostum panggung glamour yang berakulturasi dengan adat Jawa - Sumatera dan dikenakan oleh 25 orang penari yang didaup membawakan karya dari GPH Paundrakarna JS tersebut.



Adicipta Paundrakarna Production


Dirancang dan dibuat sendiri oleh pria muda yang sehari-harinya lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam Puro Mangkunegaran Solo Jawa Tengah. 

Yang sekaligus mengemban tugas dalam pelestarian seni budaya, adat istiadat lokal daerahnya. 

Sebagai putera daerah yang menjalin kedekatan dengan setiap kalangan masyarakat ini. 

GPH Paundrakarna JS, membaur dengan berbagai ruang lingkup warga masyarakat kota Solo melalui kreasi seni tari kolosal yang bersifat menghibur sembari berinteraksi langsung dengan warga.

 


Warga Kota Solo Jawa Tengah


GPH Paundrakarna JS sendiri, juga tak akan segan-segan akan turut serta mengambil bagian ditiap peran-perannya yang segar selain menjadi tokoh cerita inti untuk lebih menghidupkan setiap pagelaran acara pentas seni tari yang dibuatnya. Sha

Oleh Berbagai Sumber 

Photo by 

1. Sillis Boom

2. Tiz Brotosudarmo

Comments