Sha Mantha |
Selama Perang Dunia II
Uni Soviet dan
AS bersekutu
Namun, ketika tiba
saatnya untuk berbagi hadiah utama (Eropa).
Propaganda kedua negara
tersebut langsung mengubah satu sama lain menjadi musuh utama.
“Tapi kami membuat
roket dan kami telah membendung Sungai Yenisei, sementara
balet kami memukau seluruh dunia,” begitulah bunyi sepenggal lirik lagu populer
Soviet yang dibawakan penyanyi Bard Yuri Vizbor.
Mikhail Taratuta dalam
bukunya yang berjudul "America and Russia, We are so
different." (Alpina Publisher, 2019).
Seorang jurnalis yang
selama 40 tahun perjalanan kariernya telah berurusan dengan AS menulis
kisah perjalanannya selama 12 tahun menjadi koresponden USA.
Mikhail Taratuta
menyadari bahwa orang Rusia secara bersamaan memandang Amerika jauh lebih buruk
dan jauh lebih baik daripada Amerika sesungguhnya.
Pada tahun 1990
Berdasarkan hasil jajak
pendapat, hanya enam persen orang Rusia yang memiliki pandangan negatif
terhadap Amerika.
“Amerika menempati
tempat yang istimewa dalam kesadaran kolektif kami (orang Rusia). Negara itu
adalah contoh kejahatan mutlak dan teladan yang ideal, tapi sering kali menjadi
keduanya sekaligus.”
Orang Rusia pada umumnya
mengasosiasikan Amerika dengan kebebasan, mimpi yang menjadi kenyataan, dan
kemajuan teknologi.
Meski begitu, orang
Rusia akan menyukai orang Amerika dan memperlakukan mereka dengan baik ( 17/12 2018 ).
Meskipun titik terdekat
antara Negara Rusia dan Amerika Serikat hanya berjarak 4 km jauhnya.
Namun sebetulnya, orang
Rusia dan orang Amerika bukan hanya dua bangsa yang berbeda, tetapi juga dua
kebudayaan dengan peradaban yang tidak sama.
Masyarakat kedua negara
ini tidak hanya memiliki pola pikir yang berbeda, tapi juga mentalitasnya.
Pada dasarnya,
dinding-dinding kesalahpahaman yang tumbuh antara Amerika - Rusia berpangkal
pada segala perbedaan tersebut.
Amerika dikenal karena
kebutuhan akan ruang pribadi.
Bagi Amerika,
kepentingan individu adalah yang terpenting, sementara bagi orang Rusia,
kepentingan publik adalah yang utama.
Karakter orang Rusia
yang tidak bisa menerima perbedaan pendapat.
Membentuk sikap Rusia
yang selalu mencari kebenaran tunggal dan mutlak.
Dalam perdebatan
sehari-hari pun, orang Rusia merasa perlu meyakinkan lawan bicaranya bahwa
dialah yang benar.
Sementara, orang Amerika
hanya akan mengungkapkan pandangannya dan berhenti sampai situ.
Keamanan dan kemakmuran
adalah nilai-nilai terpenting bagi orang Rusia, sedangkan hak sipil dan
kebebasan individu bukanlah yang terpenting.
Hal ini pula yang
melatarbelakangi pembentukan Negara Amerika Serikat yang dibangun berdasarkan
hak-hak sipil dan kebebasan individu yang merupakan dua nilai yang sangat
dijunjung oleh orang Amerika.
Permusuhan USA vs Russia
Semua ini sebetulnya
dimulai dari hubungan persahabatan.
Rusia dan Amerika
Serikat memiliki sejarah hubungan perdagangan yang panjang.
Pada awal abad ke-20.
Perselisihan pertama
muncul ketika lebih dari 1,5 juta orang Yahudi yang ditindas di Rusia
pindah ke Amerika.
Akibatnya orang-orang
Yahudi tidak diizinkan meninggalkan Uni Soviet.
Kemudian diperoleh suatu
keputusan hasil dari kongres AS dengan menjatuhkan pembatasan perdagangan
dengan negara Rusia melalui amandemen Jackson-Vanik.
“Tentara Merah bersama
pasukan sekutu akan mematahkan tulang monster Nazi,” ucap Josef
Stalin.
Pada tahun 1867
Rusia menjual Alaska
pada Amerika Serikat senilai 7,2 juta USD.
Sangat disayangkan jika
perseteruan dua negara ini terbukti sampai harus mempengaruhi negara-negara
lain.
Namun jika Rusia dan
Amerika memang harus saling berhadapan langsung, maka hasilnya juga tidak akan
baik bagi dua negara saja, tetapi juga seluruh dunia.
Bukan hanya dapat
meruntuhkan kedua negara ini saja tapi juga peradaban dunia.
Mantan pemimpin Uni
Soviet Mikhail Gorbachev angkat suara soal hubungan Amerika Serikat (AS)
dan Rusia.
Dalam wawancaranya
bersama CNN Gorbachev menyatakan "Perang dingin baru tidak boleh
terjadi. Ini bisa saja berubah menjadi sebuah perang panas. Itu berarti
kehancuran seluruh peradaban. Ini tidak boleh dibiarkan," ujar Gorbachev
seperti dikutip Senin (2/12/2019).
Perang yang dipicu dari
pertentangan ideologi antara kapitalisme Amerika Serikat dan komunisme Russia
tersebut.
Membawa Uni Soviet
sebagai tokoh utama yang memerankan peran bertahan dalam
kemenangan Sekutu pada Perang Dunia II yang kemudian muncul
sebagai negara superpower dan menjadi lawan Amerika
Serikat selama Perang Dingin.
Sebelum tahun 1970
Uni Soviet menjadi
"Raja Kejahatan Dunia" yang bertitik pandang faham komunisme.
Atase Pers Kedutaan
Besar Rusia Nikolay Karapetyan menjelaskan posisi Rusia terkait
maraknya pemberitaan bohong terhadap negaranya pada seminar “Melawan Berita
Bohong, Memberdayakan Media Siber” di Jakarta, Senin (1/5/2017).
Karapetyan menyebutkan,
Rusia sering kali menjadi objek pemberitaan palsu media Barat.
Menurutnya, ini terjadi
karena Barat berupaya mengisolasi Rusia secara politik.
Upaya ini dilakukan —
salah satunya — dengan melancarkan perang informasi.
“Barat menggunakan media
massa sebagai instrumen untuk mengobarkan perang informasi,” ujar Karapetyan.
"Kebanyakan orang
tidak mengerti bahwa Rusia bertransformasi dari negara adidaya menjadi mitra
kecil (setelah Uni Soviet runtuh) dan masih harus belajar dari
senior-seniornya.
Hal ini menyebabkan
trauma, sehingga muncul paham anti-Amerika," tambah Volkov.
Sementara Vladimir
Vasilyev, kepala peneliti di Institut Kajian Amerika Serikat dan Kanada di
Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAN), percaya bahwa di Amerika Serikat juga
tersebar paham anti-Rusia yang disebarluaskan oleh media di negara itu.
Rusia adalah
satu-satunya negara paling tertutup dan minim dalam membuka informasi seputar
negaranya di dunia.
Membentuk dosa terbesar
Rusia yang tetap netral di tengah perdebatan panas.
Namun Menteri Luar
Negeri Rusia pernah berkata “Kami tak membutuhkan Negara Utara dan Negara
Selatan. Kami hanya menginginkan Amerika Serikat,” tulisnya kepada Amerika.
Setelah Revolusi
Rusia
Republik Sosialis
Federasi Soviet Rusia menjadi bagian utama dan terbesar dari Republik
Sosialis Uni Soviet, sekaligus negara pertama di dunia yang memiliki
konstitusi negara sosialis.
Republik Sosialis
Federasi Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan
melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet.
Perang dingin pertama
Perang ini membentuk
sistem kekuasaan terselubung antara Amerika Serikat yang menganut sistem
kapitalisme dan Uni Soviet yang menganut sistem Komunisme dengan negara-negara
Asia.
Baik Amerika atau Uni
Soviet sebenarnya tidak terjun langsung dalam peperangan dan saling
berhadapan.
Tapi berjuang langsung
lewat negara lain yang juga sedang berperang.
Perang dingin pertama
yang terjadi tidak lebih dari sistem monopoli Amerika Serikat dan Russia
terhadap negara-negara di Asia.
Kubu Perang Dingin
Amerika Serikat
1. Perang Dingin
Afghanistan
Peperangan ini menjadi
kesalahan terbesar yang dibuat oleh Amerika Serikat karena Amerika mendanai
terorisme untuk melawan mereka sendiri.
Sedangkan Soviet
mendukung para pemerintahan komunis di Afghanistan.
Sementara itu
Amerika Serikat
memberikan dana 3 miliar USD kepada pejuang Osama Bin Laden untuk membantu
perang saudara di sana.
Tapi ternyata ini adalah
keputusan yang keliru, bagi orang Amerika sendiri.
Padahal Osama Bin Laden
justru membentuk organisasi Al Qaeda untuk menyerangnya.
2. Perang Dingin Vietnam
Dalam perang Vietnam,
Amerika berada di pihak Vietnam Selatan yang berperang melawan Vietnam Utara
yang berpaham komunis.
Soviet mendukung Vietnam
Utara dan menyediakan tank, pesawat tempur, senjata dan dana milyaran dolar
untuk mendanai peperangan Vietnam Utara melawan Vietnam Selatan.
Meski begitu, perang ini
juga tidak melibatkan warga Vietnam saja.
Karena banyak pihak yang
juga ikut serta dalam perang ini.
Kekuatan Vietnam Selatan
terdiri dari Amerika, Korea Selatan, Thailand, Australia, Filipina, Selandia
Baru dan Spanyol.
Kekuatan Vietnam utara
didukung oleh negara-negara yang juga berpaham komunis seperti Cina, Uni Soviet
dan Korea Utara.
3. Perang Dingin Korea
Pecahnya Korea
sebenarnya sudah terjadi sejak perang dingin saat berakhirnya Perang Dunia
II.
Amerika dan Uni Soviet
sudah pergi dari Korea.
Namun Perang Dingin
membuat perpecahan sehingga Amerika Serikat dan Rusia tidak bisa melarikan
diri.
Setelah Jepang kalah
Korea Utara dikontrol
Uni Soviet, sementara wilayah Selatan dikontrol Amerika.
PBB kemudian memutuskan
pemilihan untuk memilih pemimpin Korea.
Korea Selatan memilih
Syngman Rhee dan berdirilah Republik Korea Selatan.
Tapi Korea Utara menolak
pemilu dan berdirilah negara komunis Korea Utara yang dipimpin Kim Il-sung.
Uni Soviet dan Cina
masih membantu persenjataan Korea Utara.
Menganggap, Amerika
tidak membantu Korea Selatan sehingga mereka kekurangan peralatan untuk
perang.
Pemimpin Soviet, Joseph
Stalin kemudian mengarahkan pasukan Korea Utara untuk menjajah Korea
Selatan.
Tapi ternyata Amerika
Serikat melalui PBB melindungi Korea Selatan.
Amerika Serikat
menginvasi Irak pada tahun 2003 dan Libya pada tahun 2011.
Dan Rusia bertikai
dengan Georgia pada tahun 2008 hingga mendapatkan kembali Crimea serta
mendukung pemberontak di Ukraina Timur pada tahun 2014.
Sehingga dari semua
kejadian ini.
Negara Amerika Serikat
maupun negara Rusia menganggap satu sama lain telah melanggar hukum
internasional dan mengejar kepentingan negara masing-masing.
Lalu adakah dari semua kejadian
ini yang berhak untuk dibenarkan? Sha
Dari Berbagai Sumber
Comments
Post a Comment