Pertarungan Virus Stocks Saham Dunia


Sha Mantha

Ketika dunia tenggelam dengan wabah penyakit mematikan yang setiap hari menelan ribuan korban disetiap kota di seluruh dunia.

Ekonomi dan kehidupan menjadi tak biasa dengan sirine kematian dipenjuru Kota.



Ginza Japan

Begitupun yang menimpa pialang saham dunia.

Mobilitas dan pembatasan interaksi sosial yang dimulai dari China.


Shanghai China

Novel coronavirus (nCoV) telah menyebar ke-20 negara di; Singapura - Malaysia - Vietnam  Thailand - Jepang - Korea Selatan
Taiwan - Sri Lanka - Nepal - Uni Emirat Arab - Australia - USA - Kanada - Jerman
Prancis - Finlandia - Filipina -India - Italia dan Indonesia.
 

Potensi wabah penyakit tak ayal bak ajang judi di meja pertaruhan. 

Saham sejumlah perusahaan yang menuai berkah di tengah pandemi corona menjadi buruan investor. 

Sejalan dengan kondisi ini, muncul istilah “virus stocks” untuk saham-saham yang kinerjanya prospektif imbas lockdown atau social distancing.  

Sehingga harga saham-saham ini kini meroket. 

Investor percaya diri didorong oleh data yang menunjukkan perlambatan dalam jumlah kasus virus Corona di setiap negara di dunia, tak luput Amerika Serikat. 

Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins. 

Secara global, lebih dari 1,3 juta orang telah terinfeksi Covid-19 dengan 74.169 kematian.

Corona telah hampir membuat ekonomi global resesi dan telah mengurangi sentimen positif di pasar saham karena kemungkinan besar perusahaan sulit berkembang.
 

Akan tetapi telah diberikan peringatan sebelumnya yakni saat bursa saham tertekan pandemi corona, investor yang mengumpulkan portofolio “virus stocks” diminta untuk tetap berhati-hati.

Di bursa saham Amerika Serikat, beberapa saham dalam kategori ini seperti Zoom Video Communications, Peloton Interactive Inc, Teladox, dan Clorox. 

Dan Covid-19 turut mengusik kepentingan finansial yang berpengaruh di Amerika.

 


Rockefeller Center New York


Daftar ini disebut Pendiri perusahaan pengelola investasi Kynikos Associates Jim Chanos dalam wawancara dengan CNBC internasional, beberapa waktu lalu.

Menurut Jim Chanos, saat ini banyak saham yang diperdagangkan 30 hingga 50 kali pendapatannya karena akan berkinerja baik pada kuartal pertama dan kedua.

“Setelah penyebaran virus berakhir, dan kita tahu hal itu akan terjadi, perusahaan-perusahaan tersebut kemungkinan tak semenarik saat ini,” ujarnya.

Sementara Indonesia saham rontok lebih dari 5 persen dalam sehari dan menghentikan perdagangan selama 30 menit (trading halt) dalam dua hari berturut-turut.


Jakarta Indonesia


Terbenam sangat dalam setelah Tiongkok.

Meskipun demikian indeks sempat menyentuh level terendah di 4.639.

Perkembangan kasus Covid-19 menurut Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, masih akan menjadi motor pergerakan perdagangan.

Bila masalah tersebut terus berlanjut, diramal IHSG akan makin tertekan. Seperti dilansir CNN pada hari senin16/03/2020.

Bursa saham zona Asia pada perdagangan rabu (1/4/2020) kembali merana karena ketidakpastian ekonomi di tengah penyebaran Covid-19 terus menghantui sentimen investor.

Pasar saham Asia mencatat arus keluar asing terbesar mereka dalam kurun waktu 12 tahun pada bulan Maret.

Itu semua karena pandemi virus corona dan dampaknya terhadap bisnis di seluruh kawasan, dengan sebagian besar pabrik tutup untuk menahan penyebarannya melalui pemberlakuan karantina wilayah (lockdown).

Investor asing atau dari luar negara-negara kawasan asia menjual ekuitas regional senilai US$ 33,3 miliar bulan lalu, tertinggi sejak Januari 2008, data dari bursa saham di India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand dan Vietnam menunjukkan. Dikutip dari Investing.com.


Germany


Tak hanya kawasan Asia, bursa saham Eropa juga sebagian besar turun pada hari Rabu setelah mengalami kuartal pertama yang kejam, merenungkan prospek lockdown yang panjang dari virus corona. Sha

Dari Berbagai Sumber
Photo by; Kristupa Saragih/Fotografer Net Indonesia







Comments