Sha Mantha |
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) menjadi satu bagian mesin penggerak pertumbuhan ekonomi sekaligus tulang punggung perekonomian Indonesia yang telah menghidupi 58,97 juta orang di Indonesia.
Kontribusi sektor usaha mikro, kecil dan menengah terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir.
Meski begitu tidak semua pelaku usaha kecil yang berhasil meraup keuntungan dengan pasar profesional.
Seperti yang dialami oleh seorang pengrajin tas etnik bernama
Uswatun asal Kota Salatiga Jawa Tengah.
Wanita berusia 29 tahun sekaligus Ibu dari satu putera yang
sehari-harinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini.
Bertekad untuk mandiri, dengan mulai melakoni kehidupan sebagai pelaku
usaha kecil dan menekuni pekerjaannya menjadi pengrajin tas etnik berbahan limbah
plastik air mineral yang disulam dengan benang talikur.
Disela-sela kesibukannya mengurus keluarga, Uswatun akan mendesign dan
menyulam tas etnik buatannya yang diproduksi dengan modal terbatas.
Sebelum pengurangan karyawan dilakukan di pabrik tempatnya bekerja, Uus
demikian biasa dipanggil memutuskan berhenti bekerja dan berinisiatif mengajak
ibu-ibu PKK disekitar tempat tinggalnya untuk bersama-sama membuat tas etnik
dengan menularkan ketrampilan yang dimilikinya.
Tidak hanya di Kota Salatiga.
Uus juga mengajarkan ketrampilannya secara
cuma-cuma dengan kaum ibu rumah tangga di Kota Boyolali Jawa Tengah.
Sedangkan tas etnik hasil rajutannya hanya akan dijual ke konsumen
terbatas seperti dari sesama lingkungan ibu-ibu PKK dilingkungannya.
Jika kondisi sedang bagus terkadang Uus membuat tas sesuai pesanan tanpa harus
pusing hendak kemana menjual produk kerajinannya.
Uus yang setiap hari harus pontang-panting
memasarkan sendiri tas
bermerk"Galuh" buatan tangannya yang dibandrol seharga
Rp.250.000/item'nya ini masih harus kesulitan mendapatkan pasar meskipun tas
buatannya bisa dibilang sangat bagus dan kuat.
Sulamannya rapi meskipun berbahan limbah namun elegant dengan benang talikur
berwarna-warni.
Uus adalah contoh seorang ibu rumah tangga yang begitu bersemangat,
disituasi usaha dengan modal yang sangat terbatas, dirinya tetap berusaha
memberi dukungan kepada setiap ibu-ibu rumah tangga disekelilingnya agar tetap
produktif dan menghasilkan tanpa harus keluar rumah.
"Di Sekitar Saya banyak sekali ibu rumah tangga yang tidak diperbolehkan
bekerja oleh suaminya karena harus meninggalkan anak dan Saya sendiri berhenti
bekerja karena tidak mau kehilangan moment dengan anak Saya itulah sebabnya Saya
kemudian beralih menjadi pengusaha kecil." Ungkapnya
Uus ingin terus membagikan ketrampilan yang dimilikinya kepada siapa saja yang
tertarik sepertinya.
"Saya terkendala modal tapi juga tidak memiliki banyak pengetahuan untuk
berbisnis"Lanjutnya
"Saya juga belum bisa memproduksi dengan jumlah banyak karena belum
memiliki pasar"Urainya menjelaskan.
Tidak sedikit pelaku usaha kecil seperti Uus yang bahkan tidak mengetahui
cara mengembangkan usahanya, belum lagi terhambat masalah permodalan masih juga
bingung harus kemana memasarkan secara luas produknya
Selain tidak tau hendak kemana mengajukan pemodalan dan pasar yang
terbatas, keadaan tersebut juga tidak dipungkiri sangat mempengaruhi
jumlah konsumen dengan tingkat penjualan yang terbatas.
Sedangkan visi pemerintah Indonesia adalah menjadikan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia.
Berbagai carapun dilakukan seperti dukungan dari segi regulasi, perpajakan, mempermudah perizinan, jangkauan akses pasar yang luas dan pendanaan berbentuk agunan yang bahkan benar-benar dibantu sepenuhnya oleh pemerintah tanpa mengembalikan dana pinjaman usaha.
Dukungan ini tentu saja akan membantu memperlincah gerak UMKM dalam mengakses pasar global.
Pemerintah Indonesia memprogram gagasan gerakan 100.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Go Online secara serentak di 30 kota/kabupaten di Indonesia.
UKM bersama Kementerian Kominfo, berkomitmen untuk meng-online-kan 8 Juta UMKM hingga tahun 2020 ini.
Perkembangan digitalisasi, artificial intelligence, internet of things, advance roboting dan cryptocurrency adalah wujud kecepatan perubahan yang wajib disadari oleh kaum pelaku usaha sebagai yang juga harus diikuti.
Dengan meluncurkan aplikasi khusus untuk mempermudah ijin usaha.
Yang didukung oleh Kementerian Koperasi melalui Program KUR / Kredit Usaha Rakyat dari pemerintah Indonesia melalui 4 bank pemerintah dalam bentuk pinjaman untuk para pelaku usaha kecil dengan bunga rendah.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dana aspirasi yg harus diberikan kembali kepada masyarakat.
Dan di perkuat dengan program
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) lewat PKBL atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar dua persen dari laba bersih, yaitu:
1. Untuk Program Kemitraan dan maksimal dua persen dari laba bersih.
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil yang disebut "Program Kemitraan", adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN sekaligus pemberdayaan kondisi sosial masyarakat.
2. Untuk Program Bina Lingkungan.
Program Bina Lingkungan ini, yang selanjutnya disebut Program BL, program ini untuk membentuk calon Mitra Binaan baru dan pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Demikian halnya Kementerian Perdagangan Indonesia dengan program pameran
Mall-to-Mall bekerjasama dengan APBI (Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia)
Sehingga pelaku UMKM bisa memperoleh kesempatan untuk bersaing dengan produk
sejenis yang dijual di pusat perbelanjaan terkemuka di Indonesia. Sha
Dari Berbagai Sumber
Comments
Post a Comment