Warisi Sistem Cadas IEC-VOC

 



Ndalem Poerwoehamidjayan Kraton Kasunanan Surakarta


Tanpa pemimpin, Negara tetap akan berdiri dan sebuah Negara tidak akan pernah ada, tanpa rakyat didalamnya.

Sistem pemerintahan monarki menawarkan legenda dan dongeng yang membuat mitos seolah-olah sudah terjadi.

Jika zaman Purba menyisakan puing bangunan area pemakaman para tokoh bangsa yang menyebar dengan peninggalan situs-situs candi beserta kitab hukum undang-undang usang yang ditinggalkan begitu saja seiring usainya sebuah pemerintahan /negara.

Misteri zaman kedelapan tak mengurangi ujud peradaban manusia dengan pola yang sama.

Meluangkan waktu menatap rapuhnya masa depan di antara puing-puing kejayaan masa lalu.

Tak banyak yang terlihat indah meskipun semua memiliki nilai sejarah.

Sebab masyarakat urban tetap akan mengikut kemana arus kehidupan berpusar menuju pada perekonomian.

Maka nasib Ibukota, tak mampu mengelak pada nasib perubahan selain menjadi benda usang.

Perputaran nasib pemerintahan Negara kedaulatan Nusantara, mengalami masa keemasan di bidang pembangunan, politik, hukum dan perekonomiannya di era Sri Susuhunan Pakubawana X yang memerintah selama 46 tahun, 1893-1939 M.

Meskipun masih merupakan putera-puteri Majapahit.

Namun Negara Kedaulatan Nusantara-terlanjur melekat pada Kasunanan Surakarta, sebagai Penerus Negara Islam Demak, yang memisahkan diri dari seluruh hukum undang-undang Negara Majapahit.

Semula, Mataram mengenggam Hukum Undang-Undang Mataram Kuno yang notabene adalah cikal dan produk hukum dari Negara Majapahit, penerus dari Singhasari.

Rahasia Semesta Di abad pertengahan

Pertamakali mengguncang Eropa dengan berkobarnya Perang Salib yang terjadi selama 450 tahun, sejak tahun 1080 – 1530 M.

Selain wabah misterius yang membunuh 75 juta jiwa di tahun 1347-1351 dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa,  Timur Tengah, India dan Tiongkok.

Ketidakpastian untuk tetap bertahan hidup, menciptakan suatu kecenderungan yang tidak sehat pada masyarakat, untuk hidup hanya untuk hari ini ( Giovanni Boccaccio The Decameron, 1353).

Perpecahan NEGARA KESATUAN NUSANTARA, adalah celah yang sejak abad ke-7 sangat di nantikan oleh Mongol/Tiongkok yang sebelumnya telah 2x menemui kegagalan menaklukan Jawa.

Sejak abad ke-7.

Pulau Jawa telah menjadi Pusat Pemerintahan Negara Kesatuan Nusantara yang wilayahnya lebih luas dari Negara Indonesia saat ini.

Majapahit yang saat itu tengah mengalami perpecahan dua kubu dapat kembali bersatu setelah Wikramawardhana berhasil meredam kekacauan Negara.

Sejak Demak memutuskan memisahkan diri dari negara Kesatuan Majapahit.

Mataram Kuno secara otomatis terpecah belah dimulai dari Pulau Jawa dengan keberadaan Negara Demak yang lebih dulu memecah Jawa Tengah.

Setelah Jimbun berhasil mengislamkan Nusantara dan menjabat sebagai Raja Pertama Negara Demak tahun 1478.

Kondisi tersebut tak lantas memuaskan Tiongkok yang semula merancang perpecahan Negara Kesatuan Nusantara melalui ekpedisi ketiga Mongol dibawah komando Panglima Cheng Ho, tahun 1405, yang berdalih melakukan kunjungan delegasi kenegaraan dengan membawa 27.000 pasukan dan 307 armada kapal perang di Negara Majapahit.

Namun merasa gentar dan tak mungkin menandingi kekuatan militer Negara Majapahit.

Strategi pasar bebas Tiongkok, kemudian menemui dalil yang telah di rancang dengan matang dan berhasil menaklukkan Majapahit tanpa melalui peperangan.

Namun tanpa pernah disangka-sangka.

Keadaan ini pula yang membuat Yat Sun/Pati Unus, Raja Demak ke-II akhirnya tak mampu mengatasi infasi Portugis di Malaka tahun 1509 M.

Saat Demak ingin kembali bersatu dengan Negara Majapahit, Pasukan Portugis justru berhasil menguasai Jawa dengan membuat pangkalan Militer di wilayah Demak.

Kondisi ini cukup mencengangkan Tiongkok,  setelah Portugis justru berhasil memasuki celah di wilayah Asia Selatan.

Negara Demak berakhir di tangan Raja ke-IV Sunan Prawoto, yang cenderung membangun kekuatan rohani ketimbang kekuatan politik pemerintahan maupun hukum-hukum negara.

Terpaksa menyerahkan mandat pemerintahan, di ujung nafas terakhirnya tahun 1547 M, kepada Ratna Kencana, adiknya bergelar Ratu Kali Nyamat yang kemudian melanjutkan perlawanan  di Malaka.

Untuk melumpuhkan Nusantara.

Spanyol menyusul infasi serangan pada 6 november tahun 1521 di Ternate Maluku dan membantu Maluku melawan Portugis setelah 12 tahun menjajah wilayah Negara Kesatuan Nusantara.

Hingga tahun 1534

Spanyol – Portugis kemudian membuat perjanjian Saragosa, dengan pembagian wilayah;

1.      Spanyol mendapatkan wilayah Filipina dan

2.      Portugis mendapatkan wilayah Indonesia.

Namun monarki yang rakus, tak berhenti pada penaklukannya.

62 tahun kemudian, di tahun 1596, pendaratan ekspansi Belanda dimulai di wilayah Banten.

Setelah Belanda menguasai seluruh daerah penghasil rempah di Nusantara.

Inggris kemudian tertarik menaklukan Belanda karena dianggap akan lebih mempermudah Inggris untuk memperoleh rempah - rempah.

31 Desember 1600 M

Inggris kemudian mendirikan East India Company berpusat di Kalkuta India yang dipelopori Francis Drake dan Thomas Cavendish, yang berhasil membawa rempah - rempah dari Indonesia ke Inggris . 

Keberhasilan tersebut membuat Ratu Inggris Elizabeth 1, ingin meluaskan wilayahnya melalui pelayaran Internasional .

Ratu Elizabeth 1 kemudian memberikan hak istimewanya kepada EIC di India untuk mengurus perdagangan dengan wilayah - wilayah yang ada di benua Asia termasuk di negara Indoneisa.

Di akhir tahun 1604

EIC (East India Company ) telah mendirikan kantor - kantor dagang di Ambon, Jayakarta, Banjar, Makassar, Jepara dan Aceh.

Sebagai tindak lanjut untuk berpatisipasi langsung di dalam perdagangan di Indonesia.

Inggris mengirimkan perwakilan EIC dari Kalkuta, Gubernur Jenderal Lord  untuk merebut semua daerah di Indonesia yang dikuasai oleh Belanda.

Akhir hegemoni Portugis di Nusantara di tandai dengan kemenangan Belanda pada 1641, yang berhasil merebut Malaka.

Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) mengalami puncak kejayaan pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18. Penguasa dan kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara berhasil dikuasai VOC.

VOC sebagai kongsi dagang swasta juga mengalami kemerosotan keuntungan.

Bahkan pada tahun 1673, VOC tidak mampu membayar dividen.

Selain memperkaya diri sendiri, para pejabat VOC mulai menunjukkan sikap gila hormat.

Ditandai dengan aturan feudal Gubernur Jenderal Henricus yang mengeluarkan ordonasi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jenderal, kepala Dewan Hindia, beserta isteri dan anak-anaknya.

Aturan tersebut antara lain;

1.      Semua orang harus turun dari kendaraan bila berpapasan dengan para pejabat tinggi tersebut.

2.      Warga keturunan Eropa harus menundukkan kepala dan warga bukan orang Eropa harus menyembah.

3.      Kendaraan kebesaran harus mewah dengan hiasan warna perak dan ditarik enam ekor kuda.

Pemberian upeti antar pejabat Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tidak lengkap tanpa hadiah atau upeti.

Sistem upeti juga terjadi di kalangan para pejabat.

Dari pejabat di bawahnya kepada pejabat yang lebih tinggi.

Hal ini terkait dengan mekanisme pergantian jabatan di tubuh organisasi VOC.

Semua Pejabat VOC terlibat korupsi karena hila hormat dan kemewahan.

Beberapa pejabat VOC yang melakukan korupsi di antaranya: Gubernur Jenderal Van Hoorn yang menumpuk harta hingga 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda, sementara gaji resminya hanya sekitar 700 gulden sebulan.

Gubernur Maluku pada saat itu yang menjadi pejabat VOC berhasil mengumpulkan kekayaan 20-30 ribu gulden dalam waktu 4-5 tahun, dengan gaji sebesar 150 gulden perbulan.

VOC bangkrut setelah banyaknya pejabat VOC yang terlibat korupsi  yang menyebabkan beban utang VOC menjadi semakin banyak, sehingga VOC bangkrut dan gulung tikar.

Dalam kondisi bangkrut, VOC tidak dapat berbuat banyak. Pemerintah Belanda menganggap keberadaan VOC sebagai kongsi dagang di negara jajahan yang tidak dapat dilanjutkan lagi.

Pada 1795

Perang Napoleon pecah sehingga mengubah geopolitik kolonialisme di Timur sehingga Malaka jatuh ke tangan Inggris.

Prancis mengekspansi seluruh Eropa dengan memanfaatkan koloni negara Eropa yang telah ditaklukkannya, karena membutuhkan sumber daya manusia untuk membiayai perang Napoleon yang tengah massif.

Pada tanggal 31 Desember 1799

VOC kemudian dinyatakan bubar.

Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Selain perampasan tekhnologi.

Kedatangan Inggris ke Indonesia, makin memperkeruh suasana dengan memecah wilayah Jawa menjadi 16 Karisidenan dan memberlakukan pola penjajahan halus yang seolah memperbaiki perekonomian dengan memberlakukan sistem sewa tanah, dan membuat citra publik di mata dunia dengan menulis buku The History Of Java yang seolah-olah Inggris telah memperbaiki masalah sosial dengan menghapus sistem perbudakan di Indonesia.

Setelah perang mereda.

Malaka dikembalikan kepada Belanda pada 1818.

Dibawah pimpinan Stamford Rafles, pada tahun 1811.

Inggris kemudian merebut seluruh daerah kekuasaan Belanda di Indonesia.

Membawa ujung nasib Malaka yang kemudian menjadi daerah taklukan dari satu penguasa ke penguasa lain bangsa Eropa.

Kemenangan Inggris atas persaingan merebut kekuasaan Belanda di Indonesia ditandai dengan adanya perjanjian kapitulasi Tuntang dengan Belanda pada tanggal 18 September 1811 .

Dengan isi  perjanjian;

Belanda harus menyerahkan seluruh daerah jajahannya di Indonesia Tentara Belanda menjadi tawanan bangsa Inggris, dan

Orang- orang Belanda yang tinggal di Indonesia bisa menjadi pegawai Inggris .

Kolonialisme Inggris yang berpusat di Singapura.

Terus mengendalikan Semenanjung Malaya, termasuk Malaka.

Pada 1957

Federasi Malaysia memaklumkan kemerdekaan.

Dan Malaka menjadi salah satu bagian dari negara baru ini hingga saat ini. Sha

Oleh Berbagai Sumber

Photo Taken by; Wibowo Rahardjo

 

 

 


Comments