Siapa Dan Dimana Bangsa Indonesia?

 

Sha Mantha

Terdapat 9 ( Sembilan ) penguasa ekonomi di negara Indonesia saat ini yang didanai oleh Komunis RRC.

Ke-9 penguasa ekonomi negeri ini, masih hanya berpihak pada Warga Negara Indonesia, dengan mengakui diri sebagai warga negara Indonesia, namun enggan untuk menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

9 penguasa ekonomi di Indonesia tersebut terdiri dari;
1. James Riyadi
2. Sudomo Salim - Sinarmas
3. Owner Group Mayapada Bank
4. Hartono Group Djarum
5. Gudang Garam
6. Sampoerna Group
8. Agung Podomoro
9. Citraland

Intai mengintai antar negara sudah menjadi tugas setiap bangsa untuk menjaga keamanan negara.

Tetapi jika saling mengintai antar angkatan didalam satu negara, tentu sudah bahaya.

Ekonomi negara Indonesia saat ini semakin mengenaskan.

Saat wabah virus menyebar ke penjuru bumi, negara ini tentu tak luput dari pemberlakuan isolasi mandiri.

Negara Indonesia dihuni oleh bangsa Indonesia yang sangat patuh, meski bantuan sosial di korupsi oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dan dengan kejinya menikmati kesulitan dan penderitaan masyarakat luas yang sedang terjadi.

Bangsa Indonesia diam dan patuh, meski seluruh sektor kehidupan ditutup, dengan mengandalkan harapan uluran tangan pemerintah meski sangat sedikit dan nyaris tak pernah sampai ke tangan orang kecil.

Bangsa Indonesia terbuai nelangsa meski sadar dan melihat kondisi negeri yang sedang sakit, namun pemilihan umum-pemilihan kepala daerah, sudah diborong penguasa.

Apalah daya orang kecil, saat sulit untuk bernafas, masih pula dihantam bencana.

Tanah longsor, banjir, gempa bumi yang menelan korban jiwa, dan orang kecil lemah hanya tertunduk kelu, ketika bencana, hanya dijadikan proyek yang justru sangat menguntungkan bagi instansi pemerintah tertentu.

Siapa bangsa Indonesia saat ini?

Apakah orang kecil yang tak berdaya, meski harus pontang panting kebingungan dalam diam, akan bagaimana dapat terus bertahan, sekedar untuk menyambung hidup?

Lalu penguasa hendak dibawa kemana?

Jika tak lebih sebagai bagian dari penguasa ekonomi di Indonesia?

Karena orang kecil juga sudah tak wajib dilindungi tapi justru hendak dihabisi?

Mari menoleh sebentar kebelakang.

Bangsa Indonesia, menyimpan banyak luka yang datang bertubi-tubi.

Semua bermula saat sistem politik dan hukum di negara kesatuan Nusantara mulai dicemari.

Nusantara dijadikan ajang judi di meja pertaruhan; melalui penjajahan
Mongol Tiongkok pada 1405-1407, dengan strategi perang Pasar bebasnya, hingga berhasil memecah Pulau Jawa.

Setelah Tiongkok berhasil mengacaukan Pusat pemerintahan Negara Kesatuan Nusantara yang kala itu berada di sisi bagian Timur Jawa dengan Ideologi bangsa "Bhinneka Tunggal Eka."

Tahun 1509-1602

Portugis melesat masuk kecelah Jawa dengan menancapkan kukunya di Maluku.

12 tahun berselang

Spanyol pada 1521 yang merasa berhak mendapat jatah bagiannya, membuat perjanjian Saragosa 492 tahun silam, yang ditandatangani tepat hari ini, 22 April 1529.

Keduanya datang unjuk gigi memamerkan kekuatan dengan melakukan penindasan dan memenangkan taruhan dengan membagi-bagikan tanah dan air bangsa ini, wilayah dari Negara Kesatuan Nusantara.

Dari Meksiko ke arah barat hingga Kepulauan Filipina menjadi milik Spanyol. 

Sementara Portugis mendapatkan wilayah dari Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku. 

50 tahun setelah kedatangan Spanyol

Tahun 1579

Inggris tak pantang surut, yang terlanjur terkembang layar, tak ingin ketinggalan datang untuk mengambil bagian.

Estafet kaum bangsa maling, merampok negeri dengan kedatangan Prancis yang menyusul kemudian pada 1806-1811

Kemudian Belanda
pada 1602-1800

Sistem Kapitalisme membudayakan benua Amerika Serikat dan benua Eropa pada pola hidup manja.

Mereka butuh budak, pembantu dan buruh untuk melayani segala keperluannya, pantang mengotori kedua tangan serta kakinya, enggan tersentuh debu kotor, terbungkus
rapi di lemari kaca.

Jika Hindu mengenal "Kasta" maka para tuan dan nyonya "Monarki Yang Rakus" lebih diatas sistem agama.

Tangis ratap bangsa Indonesia kian tak terbendung tatkala Jepang berlari datang menindas semena-mena pada 1942-1945.

Akan tetapi
Jerih perih pedih bangsa ini, tak membuatnya berpaling pada harapan garis takdir Pancasila dan Bhinneka Tunggal Eka, sekaligus tempat untuk tidur bermimpi, makan hidup hingga nafas terakhir.

Di tambah serangan Belanda 1945-1948.

Lengkap sudah penindasan atas bangsa Indonesia terjadi.

Perlawanan yang berasal dari orang kecil, rakyat kecil yang tak memiliki potensi apa-apa bahkan tidak memiliki uang, tetap tak berhenti hingga mengantarkan bangsa ini ke depan pintu gerbang kemerdekaan dengan sisa-sisa yang ada, bernama INDONESIA pada 17 Agustus 1945.


Tetapi kemelut kembali datang di tahun 1948 melalui Partai Komunis Indonesia hingga sampai pada puncaknya di tahun 1965.

Tangis pilu terus saja menggema pecah dise-antero negeri, akibat perang sistem Kapitalis-Komunis dengan kasar kembali menarik dan menyeret bangsa Indonesia sebagai tumbal keganasan dari dua sistem ini.

Sehingga bangsa INDONESIA terjamah kudeta berdarah, sistem Komunis.

Tetapi Komunis yang liar meraba, nyatanya disusupi oleh CIA dari Amerika Serikat yang disewa oleh M-16 Inggris.

Maka CIA dan M-16, menyerang dengan brutal melalui radio, surat kabar, melancarkan propaganda berujung pada pembantaian anak bangsa tak berdosa yang terdiri dari para pemuka agama, aktivis, masyarakat sipil hingga petinggi dan prajurit Tentara Nasional Indonesia.

Sebab komunis mencium aroma busuk Kapitalis, namun Kapitalis dengan sigap berbalik melempar telur busuk dan memaksa pada kepentingan.

Kapitalis cepat tanggap pada situasi, karena selama komunis masih ada di Indonesia.

Maka Kapitalisme tidak akan bisa masuk ke INDONESIA.

Orde baru kemudian muncul namun kembali menurut tak ubahnya orde lama.

Keduanya sama-sama bekerja sebagai budak kapitalis, seperti dua anak kesayangan ketika yang sulung membangkang maka si bungsu dijadikan anak emasnya.

Di era Soeharto, komunis kemudian dipatenkan sebagai sistem yang menjijikkan, sekaligus menjadikannya boneka para pemodal.

Soeharto yang seorang budak, diam membisu pada tuannya, sehingga akibatnya orde baru membawa bangsa ini semakin parah.

Keadaan yang akhirnya mengantarkan bangsa Indonesia pada puncak Reformasi di tahun 1998.

23 ( Dua Puluh Tiga Tahun ) sudah berlalu.

Namun tak juga terlihat reformasi itu.

Karena ternyata, reformasi-pun telah di korupsi.

Kemiskinan tidak akan pernah dientaskan di negara ini karena menjadi alat propaganda lima tahun sekali oleh partai politik di Indonesia.

Sebab Parlemen tidak menjalankan konstitusi sesuai dasar negara / Azas ideologi bangsa.

Sehingga yang nyata terjadi.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak jelas, saat parlementer diam saja ketika presiden melakukan kesalahan.

Tugas parlemen adalah melakukan monitor kontrolir, ketika kepala negara keluar jalur, tetapi yang terjadi?

Parlementer hanya diam saja.

Semuanya tak lebih untuk kepentingan partai politik saja.

Kesalahan partai menjalankan instructions pemodal.

Hal itu berarti partai sama dengan budak
.

Indonesia adalah negara cadas.

Korupsi makin merajalela, saat seluruh pemerintahan.

Tak lebih penguasa yang memang disiapkan untuk mengunyah semua yang ada didalam negeri.

Mereka berdiri di antara satu kaki;

Satu kaki untuk kepentingan partai dan satu kaki digunakan untuk kepentingan rakyat lalu berteriak-teriak setiap 5 tahun sekali.

Jika Undang-Undang Dasar 1945 kepada yang asli, maka semua produk hukum pasca amandemen akan Partai, akan Bubar.

Bahkan rezim ini di misioner ( di non-aktifkan ) demi hukum.
Sha

Oleh Berbagai Sumber


Comments