Sistem Kapitalis Picu Perang Dunia
Perbudakan, kasta, kekayaan dan status sosial, memunculkan persaingan dan perebutan pengaruh di wilayah benua Amerika-Eropa bahkan Russia setelah serangkaian pertikaian diplomatik, sehingga terjadi krisis akibat ego akan suatu pengakuan sebagai yang paling dan ter- atas diri seseorang/kelompok/golongan, yang sangat narsistik.
Perang Dunia I
Kekalahan Jerman pada Perang Dunia di tahun 1911-1914
Berdampak terhadap nasib; Harta simpanan Raja - Raja Nusantara, sebab diambil paksa oleh pihak Sekutu, setelah memenangkan peperangan yang terjadi, terlebih sepanjang peperangan, tak sedikit biaya yang diberikan oleh organisasi Yahudi.
Sehingga kemudian harta-harta tersebut dipercayakan untuk disimpan di negeri Kincir angin, Belanda.
Nusantara Di Abad ke-20
Partai Politik Muncul di Nusantara pada mulanya, dijadikan sebagai Harapan Jalan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Sehingga, kehadiran partai politik kala itu, masih merupakan menifestasi kesadaran nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Hingga lahirlah
De Indische Partij pada 25 Desember 1912 oleh Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara, dan Tjipto Mangunkoesoemo.
Sebagai tanda atas adanya kesadaran nasional, sehingga semua organisasi sosial, keagamaan seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah, maupun yang berasaskan politik agama dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik.
Berdasar azas kebangsaan ini, seluruh organisasi hingga Partai Politik, bersatu bergandengan tangan memberikan peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.
Tetapi perjuangan Partai Politik saat itu masih terbatas dalam mewujudkan kemerdekaan yang tak kunjung datang.
Perang Dunia II
Setelah Belanda kembali terjajah oleh Jerman pada Perang Dunia ke II
Nasib asset Nusantara menjadi tercerai berai, dan sebagian digunakan oleh NAZI untuk membiayai Perang Dunia II Jerman.
Setelah kekalahan Jerman saat Perang Dunia II
Asset Nusantara tersebut dibagi-bagikan kepada negara Sekutu, seperti; Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Belanda.
Sementara dampak dari Perang Dunia I dan II yang terjadi, bukan hanya mengurangi populasi manusia di dunia tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur, wabah penyakit, hingga resesi ekonomi global.
Pada tahun 1934
Sri Suhunan Pakubuwana X, Raja Kasunanan Surakarta, penerus Amangkurat IV dari Kasultanan Kartasura.
Kemudian berinisiatif memberikan bantuan jaminan keuangan (kolateral) kepada Liga Bangsa Bangsa di Amerika Serikat, sekaligus upaya Raja dari Jawa, untuk menyelamatkan inflasi ekonomi yang sudah di titik nadir kebangkrutan global.
Sri Suhunan Pakubuwana X, memberikan emas murni 24 karat sebanyak;57.169 ton, yang tercatat dalam perjanjian “The Green Hilton Agreement” Amerika Serikat, disaksikan oleh Sri Paus / Pemimpin Takhta Tertinggi Gereja Katholik Vatikan Roma.
Tetapi perlu digarisbawahi disini;
HAK Atas AHLI WARIS dari Raja-Raja Nusantara, belum diberikan sepeserpun hingga saat ini.
BERDIRINYA BANK DUNIA
Pada tahun 1944
Atas Colateral Aset Raja Nusantara; Bank Dunia kemudian dibentuk dan mulai memberikan pinjaman terhadap 40 Negara.
Hingga akhirnya;
Berdiri Bangsa di atas Bangsa, Negara di atas Negara dan Hukum di atas Hukum Internasional.
Dengan dalih kekhawatiran terjadinya kembali meletusnya Perang Dunia ke-III.
Pada 23 Juni 1945
Dibentuklah Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai ganti dari kerapuhan Liga Bangsa Bangsa, dengan merekrut negara-negara yang memproklamirkan sendiri kemerdekaannya, sebagai anggota dari organisasi yang mengatasnamakan lembaga internasional tertinggi perdamaian dunia.
Di tengah kondisi perang Global yang tak kunjung usai.
Amerika Serikat-Inggris- Belanda-Jerman-Perancis tak ayal mulai kewalahan, menghadapi perlawanan bangsa Indonesia yang sangat agresif, memperjuangkan kemerdekaannya.
Ditambah lagi dengan kekalahan Jepang saat perang Dunia II
Maka pada 17 Agustus 1945
Bangsa Indonesia dengan tegas Memerdekakan diri.
Kehidupan Partai Politik Indonesia yang saat itu lebih mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia.
Mendorong organisasi yang terdiri oleh sekelompok pemuda yang dipimpin oleh Sukarni dan Wikana.
Mampu membuat keputusan tanpa tersekat batas dan aturan dalam berkewarganegaraan, berbangsa dan bertanah air.
Sehingga sikap yang tidak berdasar pada berkepentingan agama, suku, kelompok, daerah, maupun golongan, meski dengan sedikit memaksakan jiwa patriotis si Bung Karno-Hatta, agar segera mendeklarasikan kemerdekaan negara Indonesia, dan semula ditolak oleh keduanya.
Diiringi dengan perdebatan sengit, yang berakhir dengan penculikan terhadap keduanya dengan tujuan menjauhkan Soekarno-Hatta dari "pengaruh" Jepang.
Hingga Bung Karno-Hatta terpaksa harus diasingkan ke Rengasdengklok.
Dan berakhir dengan kesepakatan; Sebagaimana; jalan proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia, tak lagi dapat diganggu gugat.
Sukarni yang mengemban amanat kemerdekaan serta bahu membahu bersama kelompok pemuda lainnya dalam meneruskan berita tentang kemerdekaan ini ke khalayak masyarakat luas seantero negeri.
Keesokan harinya, pada 18 Agustus 1945
Sukarni lalu membentuk panitia gerak cepat untuk menyebar kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia.
Sukarni membentuk Angkatan Pemuda Indonesia untuk para pemuda, dan Barisan Buruh Indonesia, pencetus laskar buruh dan laskar buruh wanita.
Pasca PROKLAMASI Kemerdekaan Negara Republik Indonesia
Raja-Raja Nusantara;
Ber-konfederasi dibawah Negara Republik Indonesia, dan mendukung kemerdekaan Bangsa Indonesia didalam kepemimpinan dan sistem pemerintahan Republik, dengan pemimpin tertinggi Negara sekaligus Presiden pertama, Ir. Soekarno.
Meski begitu; Bangsa Kolonial Belanda - Inggris bahkan Jepang, tetap bersitegang dengan tidak menarik pasukan bersenjata mereka dari Indonesia, dan terus menggempur Batavia Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, yang sebelumnya menjadi pusat pemerintahan Kolonial Belanda.
Meski kini tersisa puing Nusantara yang berganti nama dengan Negara Kesatuan Republik INDONESIA, usai melepas beberapa wilayah yang diambil oleh Portugis-Spanyol dan Inggris.
Tak lekang surut bangsa Indonesia merdeka
Dengan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden pertamanya dan Mohammad Hatta sebagai wakil presidennya.
Hingga 2 Januari 1946
Konflik yang terus memanas, ditengah kondisi negeri yang baru saja berdiri, memaksa pemerintah Indonesia harus memindahkan Ibukota Negara untuk sementara waktu ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kraton Kasultanan Yogyakarta kemudian menanggung seluruh biaya operasional para pejabat Republik Indonesia selama berada di Yogyakarta.
Di tambah beban Kas Negara Republik Indonesia yang saat itu masih kosong.
Untuk pembiayaan ini pula, jumlah yang harus dikeluarkan oleh kas Kraton atas dukungan kelangsungan kemerdekaan bangsa, diperkirakan mencapai 6 juta gulden ( 500 Triliunan rupiah lebih, saat ini).
Di tengah berkobarnya api perjuangan, pemerintah Indonesia kemudian menetapkan Undang-Undang tentang pengeluaran uang Republik Indonesia no. 17 dan no. 19, tahun 1946.
Pada 29 Oktober 1946 Pukul 20.00, wib.
Melalui Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta dalam Pidatonya yang disiarkan secara langsung oleh stasiun Radio Republik Indonesia di Yogyakarta.
Mohammad Hatta menyatakan bahwa; "Oeang Republik Indonesia (ORI) menjadi mata uang pertama yang dimiliki Indonesia usai merdeka."
Keberadaan ORI, seketika menggugurkan peredaran mata uang NICA-Jepang dan uang edaran Javasche Bank, serta Golden dengan pecahan cent / Sen-Belanda, menjadi tidak berlaku lagi.
ORI diterima dengan penuh perasaan bangga oleh seluruh rakyat Indonesia.
Mata uang yang dicetak saat itu ditandatangani oleh Menteri Keuangan periode 1945-1947, Alexander Andries Maramis sebanyak 15 mata uang.
Terselip pula
Kesalahan besar Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia saat itu dalam membangun negara; kurang disertakan sikap jujur dan terkesan ambisius.
Duri dari semak dan belukar yang ditanam setelah ditebang, akan menusuk lebih dalam dan mengeluarkan lebih banyak darah. Sha
Bersambung....
Comments
Post a Comment