Jejak Pakubuwana X Bag. Ke-Dua

 
Sha Mantha


Oleh Sha Mantha


Kelahiran Seorang Putra Selir


Pakubuwana X memiliki seorang selir dari Bali bernama Nyoman Rai Srimben. Ia dibuatkan sebuah Istana di Tapak Siring Bali oleh Pakubuwana X

Pada 6 Juni 1901 

Koesno kemudian lahir


Tetapi karena kerap sakit-sakitan, nama Koesno kemudian diganti menjadi Soekarno

Pada 3 Juli 1920 

Pakubuwana X mendirikan sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia yang semula dinamai Technische Hoogeschool te Bandoeng 

Dan diresmikan di hari libur umum Sabtu, 3 Juli 1920, jam 09.00

Upacara Pembukaan yang diadakan di gedung utama timur dan turut dihadiri oleh para tokoh Hindia Belanda, anggota Raad van Indiƫ, para direktur departemen, anggota Volksraad, semua pejabat pemerintahan. Dan turut pula di hadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dari Kasultanan Yogyakarta, Sri Paku Alam VIII dari Pura Pakualaman Yogyakarta, KGPPA Mangkunegara VII dari Pura Mangkunegaran Solo serta Sri Susuhunan Pakubuwana X Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Setelah lulus SLTA

Soekarno melanjutkan sekolah di Technische Hoogeschool te Bandoeng


Soekarno Memberi Hormat
Pada Nyoman Rai Srimben, Ibundanya

Di institut ini

Bung Karno mengambil jurusan kuliah Teknik Sipil dan lulus pada 25 Mei 1926. Ia diwisuda bersama delapan insinyur lain pada 3 Juli 1926.

Soekarno muda bahkan sempat mengenyam pendidikan di luar negeri.

Sepulangnya ke Tanah Air setelah menempuh pendidikannya di Belanda, Soekarno kemudian bekerja di Perusahaan firma milik Pakubuwana X dan VOC Belanda.

Soekarno menjabat sebagai H.O.C atau Direktur utama di perusahaan tersebut dan telah memiliki beberapa istri.

Ia adalah putera kesayangan Pakubuwana X dan berhak atas amanah kekayaan Pakubuwana X ayahnya dan berfikir kelak pasti akan di percaya memegang seluruhnya.

Besarnya Kepedulian Pakubuwana X Terhadap Dunia Pendidikan

Maka Pada tahun 1927

Sri Susuhunan Pakubuwana X juga mendirikan sebuah prasarana pendidikan khusus Putri-Putri Bangsawan, Pamardi Puteri


3 Murid di didepan Sekolah Pamardi Putri 1934-1935


Semula Pakubuwana X mengirimkan Putera-Puterinya beserta kerabat dekat Istana, menempuh pendidikan di Sekolah-Sekolah milik Eropa


13 Puteri Pakubuwana X

Pamardi yang berarti mendidik dan Puteri yang bermakna anak perempuan, menjadi tempat yang strategis dan jangkauan masa depan yang menitikberatkan pada upaya orang tua agar anak perempuannya menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur serta mampu menjunjung martabat dan kehormatan orang tuanya

Seiring berdirinya sekolah Parmadi Puteri, Pakubuwana X juga mendorong para pelayan Istana agar turut serta menempuh pendidikan dengan bersekolah secara gratis di Parmadi Puteri

Pendidikan di sekolah ini mengadopsi pendidikan Barat yang menerapkan konsep etika dan karakteristik masyarakat Jawa.

Bersambung Ke Bagian Ke-Tiga

Comments