Polemik Kasultanan Yogyakarta


Sha Mantha




Oleh Sha Mantha

Gender adalah jenis kelamin yang menjadi Kodrat / Kodrati hidup seseorang yang terlahir sebagai Pria maupun wanita 

Alam Semesta Raya hanya menentukan dua jenis kelamin Manusia yang sejak mula-mula terdiri dari Pria dan Wanita

Sebagaimana hidup adalah untuk menjalani pengulangan

Dalam pandangan dan ajaran agama apapun, 

Pria merupakan makhluk pertama yang diciptakan dari tanah 

Bukan berarti Pria diciptakan dari tanah yang dikepal-kepal kemudian ditiupkan roh, maka Ia hidup

Melainkan unsur-unsur makanan yang berasal dari tanah, cipta manusia pertama di dunia dan disebut Pria

Dan Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan untuk dijadikan sebagai tulang punggung

Wanita Modern Butuh Kartini 

Kondisi tersebut sampai hari ini, kerap di jadikan tameng dari slogan "Emansipasi wanita" yang dikembangkan menjadi "Persamaan Gender" sebagai alat dan tuntutan kaum wanita di zaman modern saat ini atas hal-hal diluar kodratinya

Saya akan uraikan sedikit makna dari Persamaan Gender dan Emansipasi Wanita

Persamaan Gender

Persamaan Gender sama dengan menyamakan / sejajar / kesetaraan antara Kelamin Pria dengan Wanita

Namun oleh kebanyakan kaum hawa lebih dimaknai sebagai kesetaraan antara pria dengan Wanita dan ini lebih mengerucut pada maksud Emansipasi Wanita yang jelas saja menyimpang jauh dari maksudnya

Secara Gender /Jenis Kelamin

Saat persamaan dan kesetaraan gender dilakukan, maka yang akan terjadi adalah;

Wanita akan serupa dengan Pria, baik secara fisik, pola pikir, pola kerja, pola hidup begitu pula sebaliknya

Pria akan berfisik wanita dengan segala hal didalamnya

Ketika setara maka tidak akan ada pria dan wanita

Inilah yang dimaksud dengan "Persamaan Gender."

Persamaan Gender sama halnya dengan melawan hukum alam semesta raya

Wanita tidak akan pernah dapat disejajarkan / disamakan Kodratnya dengan Pria

Begitupula Pria yang tidak akan pernah dapat disejajarkan / disamakan kodratnya dengan wanita

Emansipasi Wanita

Sedangkan Maksud dari Emansipasi Wanita adalah; Perubahan sudut pandang / pola pikir masyarakat terhadap kaum wanita

Wanita telah dianggap mampu melakukan berbagai pekerjaan serta hal-hal yang semula hanya boleh / bisa, dilakukan oleh para Pria

Meskipun secara kodratnya, wanita tak dikaruniai tenaga yang lebih kuat dari kaum pria sedangkan pria menghasilkan banyak hormon ditubuhnya

Namun tak mengubah hak wanita di bidang pekerjaan 

Jika di masa lalu wanita dianggap tidak etis untuk bersosialisasi / bergaul dan beraktivitas diluar rumah

Maka di masa kini, bukan sesuatu hal yang tabu apabila wanita bahkan menduduki status sosial tinggi yang berkomunitas sebagai kaum sosialita

Wanita terus berkembang dalam kehidupannya dan menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan maupun petinggi disuatu bidang usaha yang umumnya hanya bisa dilakukan oleh Pria

Dan yang terpenting dari tujuan emansipasi wanita adalah; Semakin Wanita mandiri maka akan semakin cerdas dalam bertindak

Apapun hal yang semula hanya dilakukan oleh kaum Pria bukanlah sesuatu hal yang keliru dimasa kini jika di lakukan oleh Wanita

Inilah yang dimaksud dengan emansipasi wanita

Contoh Kodrat Wanita

Wanita memiliki rahim dan akan mengalami menstruasi setiap bulan jika tidak terjadi pembuahan dan akan memasuki masa menopause setelah tidak produktif 

Sehingga tidak akan bisa membuahi sel rahimnya sendiri karena tidak menghasilkan sperma didalam tubuhnya

Dan hanya benih sperma Pria yang dapat membuahi sel telur di dalam rahim wanita 

Maka didalam rahimlah tempat hidup bakal calon manusia berasal 

Teori Pertama;

Sel rahim adalah yang menentukan apakah sebenih sperma yang lebih dalam beberapa kasus langka, diizinkan untuk memasuki rahim dan berpadu untuk berbuah; menjadi embrio

Jadi, bukan karena sebenih sperma itu sebegitu hebat memenangkan suatu kontes, melainkan karena persetujuan dari sel dalam rahim yang menerimanya

Dan begitulah nasib pria sepanjang zaman

Teori Ke-dua

Sel jantan adalah penentu jenis kelamin bagi embrio. Ini artinya, Ayah adalah penentu jenis kelamin seorang anak dan bukan ibu

Teori Ke-tiga

Kecerdasan yang berasal dari genetik Ibu, memainkan peran penting bagi seorang anak laki-laki, sebab sel Ibu memberi dominasinya dalam hal ini, sementara itu kecerdasan Nenek paternalistik yang memainkan peran penting bagi seorang Anak Perempuan

Yang disimbolkan pada ayam jantan dan ayam betina. Kijang jantan yang bertanduk panjang dan Kijang betina yang bertanduk pendek

Tuntutan Persamaan Gender Oleh Wanita Modern Terjadi; karena kebanyakan wanita lebih mengandalkan logikanya

Emansipasi Wanita Era Kasultanan Demak Bintara

Ketika Kasultanan Demak Bintara - Pencetus Negara / Kerajaan Islam di Nusantara kehilangan figur Pemimpinnya akibat kudeta di tubuh pemerintahannya

Sunan Prawoto menjadi pemimpin terakhir dari Kasultanan Demak

Raja ke-4 Kasultanan Demak ini, tewas selang satu tahun setelah kenaikan tahkta di tahun 1546-1547 bersama Sang Permaisuri, di tangan Arya Penangsang 

Di hari yang sama

Sultan Hadiri penguasa Jepara, wilayah bawahan Demak, tewas di tangan orang yang sama

Akibatnya terjadi krisis kepemimpinan sedangkan Demak di masa itu adalah pusat peradaban dari kerajaan Islam di Nusantara yang selama 200 tahun memimpin serangan balasan terhadap infasi tentara Portugis

Pati Unus Raja ke-2 dari Kasultanan Demak yang memimpin di tahun 1518 menjadi orang pertama yang menyerang Portugis di perbatasan Malaka

Dalam catatan buku A History of Modern Indonesia Since c. 1200 (2005) yang ditulis oleh MC Ricklefs, Malaka merupakan pusat perdagangan, pelabuhan transit bagi para saudagar

Semula bangsa Portugis disambut baik oleh pihak Kasultanan Malaka

Akan tetapi, para saudagar yang lebih dahulu berada di wilayah tersebut memperingatkan pihak Kasultanan Malaka bahwa kehadiran Portugis merupakan bencana besar bagi Malaka. 

Raja Kasultanan Malaka akhirnya menggempur Portugis hingga terusir menjauh dari Malaka

Namun di tahun 1511

Portugis hanya menjauh sekedar berlabuh di Goa dan menyusun kekuatan dengan menghimpun 1.200 pasukan bersama 18 kapal perang menyerang Malaka yang akhirnya dimenangkan oleh Portugis

Pati Unus tewas pada tahun 1521 di tangan Portugis dan gagal membantu Malaka terhadap infasi Portugis yang dipimpin oleh Diogo Lopes de Sequeira tiba di Malaka dan Maluku pada tahun 1509 hari Selasa, 19 Oktober 2021 jam 14:13 WIB 

Ditengah suasana duka

Retno Kencono adik kandung dari Sunan Prawoto yang juga kehilangan suaminya yaitu Sunan Hadiri

Mampu menguasai situasi genting dengan mengambil alih tugas pemerintahan dan menjadi Panglima Perang yang memimpin pergerakan di tepi hutan tak jauh dari Pangkalan Militer Portugis, bergelar Ratu Kalinyamat

Serangan balasan tersebut sedikit terlambat dilakukan sebab Sunan Prawoto lebih mengutamakan pemindahan Ibukota Negara yang semula berada di Demak ke wilayah Pati Jawa Tengah

Sejak kepemimpinan Sultan Trenggana 

1546-1547

Pemerintah Demak Bintara cenderung mementingkan arah kehidupan rohaninya ketimbang membangun kekuatan Militer akibatnya Pantai Paling Utara Jawa berhasil dikuasi oleh Portugis dan menjadi pangkalan dagang serta pangkalan militer Portugis

Issue Ratu Kalinyamat bertapa telanjang di tepi Kali= sungai menggunakan rambut sebagai penutup tubuhnya, dihembuskan sebagai mandat kepada seluruh masyarakat agar menghabisi Arya Penangsang yang harus bertanggung jawab atas kudeta

Arya Penangsang sempat memproklamirkan diri sebagai Raja ke-5 dari Kasultanan Demak namun tewas terbunuh di tahun 1554 atas ulahnya sendiri

Secara Gender

Ratu Kalinyamat adalah anak perempuan Sultan Trenggono Raja ke-3 Demak Bintara yang tidak diperhitungkan dalam pemerintahan

Bahkan saat menikah, sekalipun Ia diberi hadiah sebuah wilayah di Jepara. Wilayah tersebut tetap dipimpin oleh Sunan Hadiri, suaminya

Meskipun Ia adalah Putri Raja tetapi sosok Pria tetap dikedepankan sekalipun hanya seorang Putra menantu dan lebih dipercaya memimpin wilayah bawahan Demak Bintara

Sehingga sifat Ratu Kalinyamat semula adalah untuk menjadi pendamping suaminya

Ratu Kalinyamat seorang panglima perang wanita yang sangat pemberani

Istananya bahkan hancur di bombardir oleh pasukan Portugis 

Seorang Pastor Portugis bernama Diego de Couto bahkan memiliki kesan tersendiri mengenai keberanian Ratu Kalinyamat dan menulis Buku yang berjudul Da Asia

Sedangkan Pemimpin Pasukan Portugis lainnya bernama Tome Pires secara khusus menulis buku tentang Ratu Kalinyamat yang berjudul Suma Oriental - Diego de Couto

Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1944 dan diperoleh dalam bentuk digital. Buku asli Tome Pires juga tersimpan di Biblioteca Nacional de Portugal, namun belum bisa diakses digitalnya ke publik

Seorang penjelajah Portugis bernama Fernão Mendes Pinto juga mencatat tentang Ratu Kalinyamat kedalam bukunya yang berjudul; Peregrinação (Ziarah) yang ditulis pada 1569 dan diterbitkan oleh biarawan Belchior Faria di tahun 1614

Selama memimpin pertempuran 

Ratu Kalinyamat turut mengirimkan bala tentara bantuan ke Malaka, Kasultanan Aceh serta Maluku 

Namun gagal dalam berbagai perlawanannya terhadap Portugis

Demak sempat hendak bergabung kembali dengan Majapahit tapi sudah terlambat oleh infasi Spanyol, Paris, Belanda dan Inggris

Ratu Kalinyamat meninggal di tahun 1579

Di tahun yang sama, Portugis turut angkat kaki dari Nusantara oleh karena infasi Belanda di Maluku

Emansipasi Wanita Di Kasultanan Aceh

Saat Sultan Iskandar Muda di Kasultanan Aceh wafat, situasi darurat di pemerintahan kemudian diambil alih oleh Sang Permaisuri 

Meski demikian, baik oleh Ratu Kalinyamat maupun Permaisuri Iskandar Muda, tidak menganggap dirinya sebagai Sultana sekalipun telah menggantikan pemerintahan kerajaan Kasultanan Islam

Ottoman Turki

Dalam tradisi Ottoman Turki sekalipun 

Gelar Sultana hanya akan diberikan kepada Permaisuri, istri dari Para Raja dinasti Ottoman Turki yang bergelar Sultan

Kerajaan Inggris Raya

Sudah tidak diragukan lagi, Kekaisaran Inggris menguasai 3/4 bumi sekaligus sebagai dinasti terlama dan terkuat di dunia

Ratu Victoria, Ratu Elizabeth I dan Ratu Elizabeth II mengisi catatan sejarah dunia sebagai pemimpin suatu imperium sampai hari ini

Meski demikian 

Pastor menjadi Imam dan pemimpin tertinggi pada kehidupan keagamaan di lingkungan Kerajaan Inggris yang seakan enggan mengulang catatan Hitam Raja George VIII terhadap gereja dan Pastor

Polemik Permaisuri Kasultanan Yogyakarta

Sebagai Daerah Istimewa

Posisi Sri Sultan Hamengkubuwana X sebagai Raja Ke-sepuluh dari Kasultanan Yogyakarta, tentunya bukan hanya terbatas sebagai warga negara Indonesia tetapi adalah Raja yang berkuasa secara mutlak atas Yogyakarta

Selain berdaulat atas Yogyakarta

Sri Sultan Hamengku Buwana X juga menjabat sebagai Gubernur kedua Daerah Istimewa Yogyakarta 

Dengan Sri Sultan Hamengku Buwana IX sebagai Gubernur Pertamanya

Kondisi ini pula yang mendorong Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Sang Permaisuri yang begitu bersikeras pada keduniawianya, sehingga hendak mengubah tatanan Kraton Kasultanan Yogyakarta  

Meskipun tidak ada satupun kerabat Kasultanan Yogyakarta yang mendukung keinginannya

Gusti Kanjeng Ratu Hemas tetap bersikeras terhadap obsesinya untuk menjadikan Pembayun Normalitasari Wironegoro sebagai Raja penerus yang akan menggantikan tahkta Sri Sultan Hamengkubuwana X bergelar Sultana, dan berdalih Persamaan Gender

Jelas hal ini menyebabkan masalah terhadap seluruh elemen masyarakat Yogyakarta yang telah sepakat menolak keberadaan Sultana sebagai pemimpin Kasultanan Yogyakarta, menggantikan Takhta Sri Sultan Hamengkubuwana X

Banyak warga Jogja yang mengeluh atas maraknya berbagai tindakan kriminalitas yang kian menjadi-jadi dalam kurun waktu 7 tahun belakangan tak berselang lama setelah Sri Sultan Hamengkubuwana X mengumumkan Pembayun sebagai Raja wanita penerus takhta

Hal ini turut meresahkan banyak kalangan Bangsawan Kasultanan Islam di Jawa yang menolak keputusan Sri Sultan Hamengkubuwana X

Sri Sultan Hamengkubuwana X menduduki takhta Kasultanan Yogyakarta menggantikan Sri Sultan Hamengkubuwana IX 

Bergelar; Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga 'Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa ing Ngayogyakarta Hadiningrat

Makna dari Panatagama Khalifatullah adalah untuk menegaskan bahwasannya Sri Sultan Hamengku Buwana X berlaku sebagai Imam / Pemimpin tertinggi agama sekaligus Panglima Perang

Sebagaimana dalam tradisi Kerajaan Islam di Jawa 

Seorang Raja adalah pemimpin tertinggi keagamaan yaitu Imam sekaligus Panglima Perang dan Kepala tertinggi dalam Pemerintahan

Secara agama dalam pandangan agama apapun

Pemimpin agama tertinggi yang menjadi Imam adalah seorang pria

Sehingga kehidupan keagamaan, wanita dilarang menjadi Imam dalam ritual upacara keagamaan

Bahkan saat Ratu Kalinyamat menjabat sebagai Panglima Perang Kasultanan Demak dan memimpin pergerakan dari Jepara 

Seorang Imam / pemimpin tertinggi keagamaan, adalah para ulama yaitu wali Songo yang bertugas melakukan syi'ar keagamaan ke penjuru Nusantara

Kehidupan wali songo inilah yang dimasa kini melatarbelakangi berdirinya Majelis Ulama Indonesia 

Sedangkan Siti Djenar bukanlah seorang wali tetapi pelaku ajaran Ke-Tuhanan dari Majapahit yang menentang Raden Patah saat hendak mendirikan negara Islam di dalam Negara Kesatuan Nusantara Majapahit

Jimboeng / Raden Patah memimpin Demak pada 1478-1504

Jimboeng merupakan Putra dari Ibu seorang Putri China yang dihadiahkan kepada Brawijaya V sebagai penaklukan China atas Majapahit

Menghadiahkan Putri-Putri China sebagai hadiah penaklukan terhadap Majapahit adalah Strategi Politik Pasar Bebas China 

Sehingga generasi-generasi yang dilahirkan mudah diperalat sebagai alat pemecah belah Negara Kesatuan Nusantara Majapahit

Maka Kerajaan Islam Jawa / Kasultanan Demak Bintara berdiri di akhir abad ke-15, pada tahun 1481 Masehi

Siti Djenar memiliki umur panjang yang dimasa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, ditunjuk sebagai penasehat pribadinya

Ajaran Manunggaling Kawula Gusti yang disebarkan oleh Siti Djenar telah dikenal luas dikalangan masyarakat Hindu Nusantara dan juga dianut oleh masyarakat Islam Jawa yang kemudian memberinya gelar Syekh yang seiring perkembangannya, ajaran Siti Djenar kemudian juga diimani oleh masyarakat Kristen Jawa

Tradisi Partriakrat Nasab Dari Ayah Di Kerajaan Islam Jawa

Menggunakan nama belakang ayah merupakan tradisi berbagai bangsa di seluruh dunia termasuk Masyarakat di Jawa, Sulawesi Selatan serta masyarakat di Sumatera Utara

Jika gender dari generasi yang dilahirkan dari sebuah keluarga adalah anak perempuan, maka nama belakang ayah akan diganti dengan nama belakang suami setelah menikah

Martriakrat nazab dari Ibu

Berbeda dengan Masyarakat Minang dari Sumatera Barat

Sekalipun Kasultanan Minangkabau adalah Kerajaan Islam tetapi Martriakrat nazab dari Ibu / nama belakang ibu yang akan digunakan 

Permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwana X Hendak Mengubah Kodrat 

Gusti Kanjeng Ratu Hemas Permaisuri dari Sri Sultan Hamengkubuwana X berusaha mengubah kodrat Pembayun Normalitasari Wironegoro, dari yang sudah seharusnya

Sedangkan Pembayun Normalitasari Wironegoro, secara pribadi menggunakan Nazab keturunan dari Pria dengan menggunakan "Wironegoro" nama belakang suaminya

Nasab pria adalah sebagai imam / pemimpin keagamaan, sehingga sebagai seorang Sultan secara otomatis harus berlaku sebagai imam sekaligus sebagai panglima perang

Mereka yang merongrong Kasultanan Yogyakarta tidak pernah tau, jika perempuan menjadi Raja, maka akan semakin menambah masalah baru pada Kasultanan lainnya. 




Comments